Program Women Economic Development (Weda) yang diselenggarakan Averroes, fokus membahas peran perempuan dan pemberdayaan UMKM, Sabtu (24/9/2022). Kegiatan itu menghadirkan dua orang narasumber yakni Wakil ketua komisi E DPRD provinsi Jatim Hikmah Bafaqih MPd dan Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIE Malangkucecwara Dra Siti Munfaqiroh MSi.
Setidaknya, ada lebih dari 80 pelaku UMKM di Kota Malang, maupun Kota Batu yang terlibat sebagai peserta dalam pendampingan yang berlangsung gayeng tersebut. Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) STIE Malangkucecwara Dra Siti Munfaqiroh MSi.
Siti Munfaqiroh menuturkan, pertemuan sekaligus pendampingan ini menjadi kegiatan yang dinilainya sangat istimewa. Karenanya, praktisi yang akrab disapa Riroh ini, menaruh harapan besar pada program pengembangan UMKM yang sudah menginjak pertemuan kedua dari seluruh rangkaian kegiatannya.
"Aktivitas (pendampingan) seperti ini tidak banyak. Padahal, memang model pendampingan yang tepat, baik, efektif dan efisien memang harus yang komprehensif, satu paket pelatihan dari awal sampai akhir. Kalau pelatihan hanya satu dua kali, kemudian selesai, akan celat hilang (yang dipelajari)," ujarnya.
Karena itu, tambah Riroh, jika pemberdayaan ekonomi dilakukan secara menyeluruh maka akan lebih maksimal. Terlebih, dengan adanya komunitas serupa ini akan memudahkan antar pelaku usaha untuk bekerjasama, sharing dan saling belajar. Termasuk, terkait legalitas, perizinan, hingga berbagai persoalan UMKM lainnya.
"Pendampingan itu, diperlukan untuk mensukseskan berjalannya sebuah program atau tercapainya sebuah tujuan, salah satunya juga untuk memecahkan persoalan dan memberi kemudahan. Harapannya, teman-teman yang ada disini nanti bisa saling sharing kepada teman-teman UKM lainnya," sambungnya.
Ia juga turut membagikan dua tips agar salin bersinergi dan bekerjasama dengan pihak lain. Baik antar pelaku UMKM, kepala daerah, kepala dinas, dan sebagainya.
Pertama, mulailah untuk bisa membuka diri, memberi kemudahan pada pihak lain untuk mengakses dan mengenal siapa kita maupun usaha kita. Misal, melalui kartu nama atau sosial media.
"Kedua, yakinkan mitra bahwa kita adalah yang paling siap dan layak diajak kerjasama. Ketiga, tunjukkan profil usaha, jam terbang dan kinerja kita," tukas dia.
Sementara itu, Hikmah Bafaqih melalui paparannya yang bertema Perempuan, Ruang Publik dan Kemandirian Ekonomi menambahkan, saat ini upaya pemerintah untuk kembali menggeliatkan sektor ekonomi pasca pandemi yakni dengan melakukan pembangunan ekonomi inklusif.
"Kalau pertumbuhan ekonomi yqng tidak inklusif, maka yang kaya akan semakin kaya. Sedangkan yang miskin akan semkin miskin. Namun, pembangunan ekonomi yang inklusif, akanmenyebabkan pemerataan terjadi, termasuk ekonomi pada sektor UMKM," kata perempuan yang akrab disapa Ema tersebut.
Oleh karena itu, ia berharap dengan berjalannya program Weda tersebut, ia berharap agar pelaku usaha lenih berdaya, khususnya para perempuan yang lebih banyak menguasai sektor UMKM.
Padahal, tambah dia, masalah perempuan berdaya di Indonesia tidaklah sedikit. Perempuan masih harus dihadapkan dengan berbagi stigma, diskriminasi, sampai beban ganda antara pelaku usaha dengan perannya sebagai ibu rumah tangga.
Dengan demikian, Ema turut menekankan agar pelaku usaha mempunyai jaringan untuk saling bahu membahu. Sekaligus, membangun relasi yang saling peduli.
"Meski demikian, perempuan mampu mengakses, memanfaatkan, berperan dan melakukan kontrol atas sumber daya strategis yang ada di sekitarnya dengan terus mengasah kemampuan soft skill dan hard skill," tandasnya.
Program Weda akan berlangsung selama enam bulan ke depan. Nantinya, puluhan pelaku usaha UMKM akan mendapatkan pendampingan dalam bentuk training hingga small group learning. Hal itu untuk mengembangkan digitalisasi pemasaran dan mengoptimalkan usaha pelaku UMKM.
Sumber: https://kumparan.com/tugumalang/averroes-gelar-program-weda-bahas-peran-perempuan-dalam-pemberdayaan-umkm-1yvGQKsK6N5/full